Pada kesempatan kali ini, saya mewawancarai seorang Novelis atau Penulis bernama Fataya Azzahra. Berikut wawancara lengkap beserta fotonya (soundslides).
Yunani Abiyoso, Pengajar Hukum Tata Negara FHUI (baju putih). Jakarta - Pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Yunani Abiyoso menyebut bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) terkait UU KPK hasil revisi Presiden justru lebih liar. "Perppu ini justru lebih liar, karena sifat subjektivitas Presiden. Khawatir Perppu ini keluar bisa jadi besok, bisa nanti malam, bisa dua hari. Tau-tau keluar substansinya ngga sesuai keinginan." kata Yunani dalam acara Ngaji Konstitusi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada Jumat (12/10). Ia menjelaskan jika membandingkan substansi UU dengan Perppu, UU lebih memiliki partisipasi publik dan masih dapat dikritisi. Meski partisipasi UU KPK yang sebelumnya minim. Peneliti Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI), Muhammad Rizaldi, berkata bahwa adanya pelemahan UU KPK dalam hal Dewan Pengawas KPK yaitu pasal fungsi terhadap eksekusi izin pada penyadapan, penggeledahan, dan/ata
Caecillia Eersta (2 dari kiri) Depok -- Namanya Eersta dari jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2016. Sebelumnya ia bersekolah di SMA 68 Jakarta. Berawal dari ia belum mengenal Komunikasi belajar apa saja, karena ia sebenarnya tertarik dengan dunia Politik. Ia mengaku mendapat pelajaran baru yang mengubah dirinya mengenai kehidupan. Eersta (paling kiri) Ia merasa terdapat perubahan dalam dirinya yang banyak. Seperti ia merasa lebih percaya diri karena bisa mengekspresikan diri sendiri, misal dulu di SMA ia harus memakai seragam sekolah. Tapi selama ini berkuliah ia merasa lebih bebas. "Ya gua mau pakai apa aja juga ya suka-suka gue gue bisa menentukan apa yang gue pengen tanpa orang lain control, gue juga merasa lebih bebas aja." Audio:menit ke 2:25-2:50 Eersta (ujung kanan bawah) Bersama teman-teman FISIP UI Di jurusannya pun ia belajar banyak membaca Ilmu Filsafat yang bisa mengubah pola pikirnya. Selain itu, an
Kusuma Wardhani Wijayanti (18), adalah salah satu mahasiswa baru jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia angkatan 2019. Meski masih semester awal berkuliah, ia sudah menjadi kontingen lomba poster di ajang seni se-UI bernama UI Art War. Ia merasa tegang karena ini merupakan pertama kalinya ia mengikuti ajang lomba di Universitas dan membawa nama fakultas. Proses seleksi dalam menjadi kontingen ini tidaklah mudah. Kusuma harus membuat poster dengan tema mengkritik hal apapun namun gambar tersebut tidak menunjukkan kritik itu sendiri. Ia pun harus rela membuat poster di kafe sampai malam hingga menginap di tempat kakak tingkatnya. Ia pun mengaku awalnya tidak ingin ikut, namun karena kakak tingkat yang terus menerus mengajaknya, ia pun akhirnya tertarik. Ia mengaku merasa senang karena dapat lolos seleksi mengikuti lomba poster mewakili FISIP ketika ditemui kemarin Jumat (8/11) di FISIP UI. Foto Saat Kusuma Mempresentasikan Posternya di Lomba Poster UI Art War Jumat (8
Comments
Post a Comment